Jakarta -Responden survei memperkirakan pertumbuhan kredit baru pada triwulan III-2016 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan pertumbuhan kredit tersebut didorong oleh meningkatnya kebutuhan pembiayaan dan penurunan suku bunga kredit.
Pada triwulan III-2016, pertumbuhan kredit diperkirakan terus menguat. Pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial, tren penurunan suku bunga kredit, dan peningkatan rasio kecukupan modal menjadi beberapa faktor yang diperkirakan akan mendorong permintaan kredit. Rata-rata suku bunga Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi dan Kredit Konsumsi pada triwulan III-2016 diperkirakan turun masing-masing 18 bps, 8 bps dan 11 bps.
Secara keseluruhan tahun 2016, pertumbuhan kredit diperkirakan sebesar 10,6% (yoy), lebih rendah dari perkiraan pada survei triwulan sebelumnya sebesar 12,3% (yoy).
Demikian disampaikan Bank Indonesia (BI) dalam keterangan tertulisnya seperti dikutip detikFinance, Rabu (20/7/2016).
Pertumbuhan triwulanan kredit baru diperkirakan menguat pada triwulan III-2016, tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru pada triwulan III-2016 sebesar 96,7%, meningkat dari 78,8% pada triwulan sebelumnya.
Kebijakan ekonomi dan moneter yang mendukung (LTV aturan GWM), penurunan suku bunga kredit dan peningkatan rasio kecukupan modal menjadi beberapa faktor yang mendorong peningkatan permintaan kredit.
Pada triwulan III-2016, Kredit Modal Kerja menjadi prioritas utama penyaluran kredit. Sedangkan KPR/KPA menjadi target utama penyaluran kredit konsumsi.
Kebijakan penyaluran kredit perbankan pada triwulan III-2016 juga mendorong laju pertumbuhan kredit.
Sebanyak 63,4% responden menyatakan bahwa rencana kebijakan penyaluran kredit secara umum relatif sama dengan triwulan sebelumnya, meningkat dibandingkan 58,5% pada triwulan sebelumnya.
Sementara itu persentase responden yang akan memperketat penyaluran kreditnya menurun dari 39,0% menjadi 36,6%.
Sumber : www.detik.com