Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumpulkan bank perkreditan rakyat (BPR) se-Indonesia untuk membahas strategi pengembangan BPR ke depan.
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan VI OJK Budi Armanto mengatakan persaingan BPR di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akan semakin ketat.
“Karena itu OJK sebagai regulator membuat kajian untuk mencari alternatif baru bagaimana agar BPR bisa hidup berdampingan dengan kompetitor yang ada,” kata Budi dalam seminar strategi branding BPR di Jakarta, Senin (10/7/2017).
Dia menambahkan, BPR adalah bank yang memberi kontribusi besar ke perekonomian sesuai dengan Undang-undang (UU) nomor 10 tahun 98.
Namun dia menyebutkan, saat ini market share BPR terhadap bank umum baru mencapai 1,7%. “Memang masih kecil tapi di 35 kabupaten pertumbuhan bisa mencapai 10-45%, ini artinya di beberapa daerah BPR kontribusinya sangat besar,” ujarnya.
Dia mengatakan, OJK mengkaji dari sisi bisnis, produk servis, modal, IT dan SDM yang masih kalah jika dibandingkan dengan industri keuangan lainnya.
Budi menjelaskan, BPR merupakan salah satu pilar di Industri keuangan nasional yang dekat dengan masyarakat. “Kami harapkan BPR bisa kuat dalam persaingan dan meningkatkan partisipasi dalam perkembangan ekonomi di daerah khususnya usaha mikro kecil dan menengah,” imbuh dia.
Sumber : detik.com