Jakarta–Bank Indonesia (BI) terus berupaya menjaga laju inflasi di 2017 agar tetap berada di bawah 4 persen. Mengingat komponen inflasi administered prices atau kenaikan harga yang ditentukan pemerintah bakal mendorong inflasi cukup tinggi di tahun ini.
Kebijakan pemerintah yang menaikkan harga secara serentak, seperti kenaikan biaya STNK, tarif tenaga listrik dan kenaikan harga BBM, diduga menjadi faktor utama penyumbang inflasi terbesar di tahun ini, di mana pemerintah memprediksi inflasi 2017 akan berada di atas 4 persen.
Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara mengatakan, dengan menjaga laju inflasi di level 3 persen atau tidak lebih dari persen, maka BI tidak perlu merespon kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (Fed Fund Rate) dengan kebijakan moneter BI baik melalui suku bunganya maupun kebijakan moneter BI lainnya.
“Kita harus menjaga inflasi agar tetap rendah. Kalau inflasi bisa dijaga di level yang 3 persen, kenaikan suku bunga Amerika tidak harus direspon dengan kebijakan moneter di Indonesia. Artinya pengendalian inflasi menjadi sangat penting,†ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis malam, 9 Februari 2017.
Sementara guna menyeimbangkan komponen inflasi administered prices di tahun ini, kata Mirza, perlu upaya agar inflasi secara tahunan di 2017 dapat terjaga dan tak lebih dari 4 persen. Salah satunya dengan pengendalian komponen inflasi volatile food yang belakangan selalu berfluktuasi.
“Pengendalian inflasi menjadi sangat penting terutama volatile food. Inflasi itu memakan daya beli masyarakat. Masyarakat yang miskin jadi tambah miskin. Lalu, inflasi juga memakan daya beli uang,†ucap Mirza.
Dia menilai, meningkatnya laju inflasi bisa berdampak pada laju nilai tukar rupiah yang terdepresiasi terhadap dolar AS. Maka dari itu, laju inflasi perlu di jaga di level yang sama di sepanjang 2016 yakni kisaran 3 persen. Terlebih, kata dia, harga minyak yang mulai naik menjadi momentum tersendiri bagi Indonesia.
“Kalau inflasi bisa di level 3 persenan atau mudah-mudahan tidak lebih dari 4 persen itu bagus, di tengah harga minyak yang mulai naik nih. Kalau harga minyak naik, ini berdampak kepada harga energi. Jadi kita harus tahu apa yang harus kita lakukan,†tutupnya.
Sumber : detik.com