Skip to content
Menu
PERBARINDO
  • HOME
  • PENGURUS
    • DPP PERBARINDO
    • DPD PERBARINDO
  • ANGGOTA
  • TENTANG KAMI
  • KONTAK KAMI
  • GALLERY
  • DOWLOAD MATERI
  • REGULASI
    • UNDANG-UNDANG PERBANKAN
    • REGULASI OJK
    • REGULASI LPS
    • REGULASI BI
    • REGULASI PEMERINTAH
    • REGULASI DEPARTEMEN KEUANGAN
    • REGULASI PPATK
PERBARINDO

Bunga Kredit Tinggi Jadi Pemicu Lesunya Daya Beli?

Posted on August 14, 2017July 10, 2018

Bunga Kredit Tinggi Jadi Pemicu Lesunya Daya Beli?

Jakarta – Suku bunga kredit perbankan yang masih tinggi dinilai turut mempengaruhi kelesuan pada penyaluran kredit. Pengamat mengatakan, bunga kredit adalah salah satu penyebab lesunya daya beli masyarakat.

Per Juni 2017, penyaluran kredit perbankan tercatat 7,6% lebih rendah dibandingkan periode Mei 2017 8,6%. Penyaluran ini terus menurun jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Menurut Ekonom The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara, bunga kredit yang tinggi akan mengikis pendapatan masyarakat.

“Daya beli lesu karena bunga kredit masih mahal, jadi masyarakat enggan tarik kredit konsumsi seperti kendaraan dan properti,” kata Bhima saat dihubungi detikFinance, Senin (14/8/2017).

Dia menjelaskan, saat ini rata-rata suku bunga dasar kredit perbankan masih di atas 10%.

“Ketika pendapatan masyarakat juga sedang lesu, sementara bunga kredit masih mahal, imbasnya adalah kemampuan bayar cicilan kredit jadi makin kecil,” ujarnya.

Dia mengatakan, masyarakat tidak mau mengambul kredit baru juga karena khawatir terjepit pembayaran cicilan pokok utang ditambah bunga yang mahal. “Masyarakat lebih hati-hari memang, tapi berimbas ke pertumbuhan kredit perbankan yang kurang bagus,” ujar dia.

Pekan lalu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan bunga kredit mengalami penurunan sekitar 6 basis poin. Tapi meskipun turun, bunga kredit masih di atas 10% yakni rata-rata 11,77% dibandingkan bulan sebelumnya 11,83%.

Mengutip data uang beredar Juni 2017 penurunan pada suku bunga kredit terjadi seiring menurunnya suku bunga simpanan berjangka.

Hal ini dipengaruhi oleh penurunan suku bunga simpanan tenor 1 bulan menjadi 6,3% dari bulan sebelumnya 6,37%. Untuk jangka waktu 6 bulan menjadi 6,95% dari bulan sebelumnya 7,03%.

Kemudian tenor 12 bulan menjadi 7,05% dari sebelumnya 7,11% dan suku bunga simpanan tenor 24 bulan menjadi 6,95% dari periode bulan sebelumnya 6,97%.

Namun, suku bunya simpanan dengan tenor 3 bulan masih stabil berada di posisi 6,62%.

“Secara umum bunga kredit masih dua digit tapi masih sejalan dengan proses konsolidasi di perbankan,” ujar Agus.

Sumber : Detik.com

PERBARINDO CHANNEL

MEDIA BPR ONLINE

MEDIA BPR ONLINE FEB 2020

KUISIONER MAGANG BPR-BPRS

Recent Posts

  • KUESIONER PROGRAM MAGANG BPR – BPRS
  • Webinar Banking Outlook 2021 – Senin, 21 Desember 2020
  • Pelaksanaan Seminar Daring Nasional Legal & Compliance Challenge 2021. “Peran Komisaris dan Direktur Kepatuhan dalam Membangun BPR yang Tangguh”
  • Webinar Audit IT Sesuai Regulasi – Jumat, 18 Desember 2020
  • Seminar Daring Nasional Legal & Compliance Challenge 2021. “Peran Komisaris dan Direktur Kepatuhan dalam Membangun BPR yang Tangguh”
  • Tips Literasi & Edukasi BPR-BPRS Melalui TikTok
  • Training Online #4 PERBARINDO-PEFINDO
  • Workshop Virtual PPATK 25 November 2020

RUMAH PERBARINDO

Komplek Patra II No. 46
Jl. Ahmad Yani – Bypass, Cempaka Putih
Jakarta Pusat 10510
Telp   : 021-4261445
Fax     : 021-4261463
email : dpp@perbarindo.or.id
www.perbarindo.or.id

LINK

  • BI
  • OJK

SISTEM INFORMASI PERBARINDO

©2021 PERBARINDO | perbarindo.or.id