Jakarta – Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan atau BI 7-days repo rate menjadi 4,25% dari sebelumnya 4,5%.
Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk Adrian Panggabean mengatakan penurunan suku bunga acuan oleh BI bisa terasa pada akhir tahun ini secara bertahap.
Menurut dia, turunnya suku bunga acuan BI akan pengaruh ke penurunan bunga Jakarta Interbank Offered Rate (Jibor), deposito, imbal hasil obligasi.
“Jadi rata-rata tertimbang suku bunga pinjaman modal kerja dan investasi nampaknya hanya bisa turun ke arah 10% pada akhir tahun ini dan awal tahun depan,” ujar Adrian dalam keterangan tertulis, Senin (25/9/2017).
Dia mengasumsikan suku bunga acuan BI 7-days repo rate bisa dipertahankan pada angka 4,25%.
“Selama paling tidak 4 kuartal, maka di atas kertas rata-rata suku bunga pinjaman bisa turun ke arah 9,5% baru di akhir 2018,” jelas dia.
Dia menjelaskan perkiraan ini dihitung di bawah asumsi tetap berlaku efektifnya plafon deposito yang ditetapkan OJK saat ini.
Bank dalam kategori BUKU-4 dan BUKU-3, misalnya, saat ini hanya bisa mematok bunga deposito sebesar 75 bps dan 100 bps di atas suku bunga operasi moneter 12-bulan. Jadi saat ini bunga operasi moneter 4,25% ditambah 100 bps, maksimal menjadi 5,25%.
Menurut dia, meskipun BI menurunkan suku bunga dua bulan berturut-turut sebanyak 50 bps. Namun tidak serta merta bisa meningkatkan volume kredit perbankan.
“Hingga akhir tahun kredit diprediksikan hanya mencapai 8%. Tahun 2018, dengan asumsi dipertahankannya suku bunga BI pada angka 4,25%, maka laju pertumbuhan kredit baru akan mencapai 11+% di kuartal 4 2018,” ujarnya.
Sumber : detik.com