Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengaku optimistis jika rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) pada tahun 2017 akan melandai.
Direktur Eksekutif Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Juda Agung mengatakan, puncak kenaikan NPL telah terjadi pada awal tahun 2016 kemarin. Untuk itu, dirinya mengatakan, jika pada tahun 2017 nanti NPL tidak akan mengalami kenaikan yang tinggi seperti tahun 2016.
“Saya mengatakan NPL ini sudah melandai tahun depan. Ini tambahan NPL semakin kecil, kalau kita ambil garis lurusnya maka penurunan rasio kredit turun pada kuartal II dan III. Kondisi tersebut akan menjadi normal dan perbankan mulai salurkan lagi kreditnya,” ungkap Juda di Hotel Ibis, Jakarta, Selasa (15/11/2016).
Diungkapkan Juda, turunnya rasio tersebut disebabkan oleh permintaan masyarakat yang mulai meningkat. Selain itu, harga komoditas yang perlahan membaik di tahun 2017 juga menjadi faktor turunnya rasio kredit bermasalah.
“Kalau pertumbuhan terus meningkat, maka NPL terus menurun. Bahkan pertumbuhan NPL mulai melandai,” kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Parjiono juga mengatakan, saat ini sektor tambang mulai mengalami kenaikan. Hal ini pun, kata Parjiono, menjadi faktor yang membuat rasio kredit bermasalah menurun.
“Sektoralnya tumbuh 0,1% membuat NPL akan melandai. Meskipun masih menjadi perhatian karena belum adanya perbaikan kondisi secara global,” ungkap dia.
Suber : detik.com