Pertumbuhan kredit diperkirakan meningkat mencapai 13,1 persen pada 2017. Angka ini meningkat ini dibandingkan realisasi pertumbuhan kredit November 2016 sekitar 8,3 persen.
Berdasarkan hasil survei perbankan Bank Indonesia (BI) seperti ditulis Minggu (15/1/2017), responden optimistis terhadap pertumbuhan kredit pada 2017. Ada sejumlah faktor mempengaruhi penyaluran kredit itu. Pertumbuhan kredit akan didorong dari meningkatnya kualitas likuiditas responden, penurunan suku bunga kredit, dan kondisi ekonomi yang diperkirakan semakin membaik.
Meski demikian, secara kuartalan, pertumbuhan kredit baru diperkirakan melambat pada kuartal 1 2017. Ini tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) permintaan kredit baru pada kuartal I 2017 sekitar 74,1 persen atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya 85,6 persen.
Pertumbuhan kredit baru itu sesuai dengan pola historis pertumbuhan baru yang melambat setiap awal tahun. Menurunnya optimisme permintaan kredit baru itu terutama disebabkan oleh permintaan pembiayaan yang masih rendah pada awal tahun.
Prioritas penyaluran kredit pada kuartal I 2017, menurut jenis penggunaan relatif sama dengan kuartal sebelumnya. Namun, berdasarkan sektor ekonomi, prioritas utama adalah sektor industri pengolahan, diikuti sektor perdagangan besar dan eceran, dan sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi.
Selain itu, kebijakan penyaluran kredit bank pada triwulan I 2017 diperkirakan lebih longgar dari kuartal sebelumnya. Ini tercermin dari SBT kebijakan penyaluran kredit pada kuartal I 2017 sebesar 19,1 persen, lebih rendah dari 28,8 persen pada kuartal sebelumnya.
Pelonggaran kebijakan kredit itu terutama meliputi pemberian suku bunga kredit yang lebih rendah dan penurunan biaya provisi. Sedangkan faktor yang mendorong responden untuk memperlonggar kebijakan kreditnya antara lain perkiraan kondisi ekonomi ke depan lebih baik dan sektor riil yang memerlukan dukungan pembiayaan.
Rata-rata suku bunga kredit rupiah pada kuartal I 2017 juga diperkirakan menurun seiring penurunan suku bunga dana. Rata-rata suku bunga kredit modal kerja rupiah pada kuartal I 2017 diperkirakan turun 1 basis poin menjadi 12,51 persen per tahun. Kemudian suku bunga kredit investasi turun 4 bps menjadi 12,77 persen per tahun, dan suku bunga kredit konsumsi merosot 6 basis poin menjadi15,36 persen per tahun.
Hasil survei Bank Indonesia juga menunjukkan untuk jenis kredit konsumsi, penurunan suku bunga kredit tertinggi diperkirakan terjadi pada kartu kredit sebesar 56 basis poin, kredit tanpa agunan turun 17 basis poin dan kredit multiguna turun 4 basis poin (bps).
Sumber : Liputan6.com